Selasa, 20 Agustus 2013

Demokarsi Untuk Kesejahteraan Rakyat

pan.or.id – jakarta – Konsolidasi demokrasi Indonesia melelahkan, tetapi masyarakat Indonesia harus percaya bahwa ini adalah sistem nilai terbaik yang pernah ditemukan manusia dalam bernegara, sebelum nantinya ditemukan sistem lain yang lebih baik.
Dalam diskusi peringatan 15 tahun reformasi yang dilaksanakan Senin, 28 Mei 2013, Komandan Ekonomi Indonesia Hatta Rajasa berkali-kali mengingatkan mengenai pentingnya memperhatikan kesejahteraan rakyat. Yang harus dilakukan adalah menyehatkan parpol, jangan sampai first bestsecond best berada di luar, sehingga yang mengisi parpol third best, atau medioker, ini berbahaya bagi kehidupan demokrasi. Kalau tidak terjadi balance antara parpol kuat dan sehat dengan critical mass, demokrasi Indonesia tidak akan matang.
Tugas meyakinkan partai politik inilah yang harus diperkuat, karena partai politiklah yang akan mengisi supra infrastruktur di tanah air ini, kalau itu tidak di benahi, akan berakibat langsung pada reformasi ekonomi, karena demokrasi akan di invasi kekuatan oligarki baru. Akan terjadi proses memindahkan otoritas kepada pemilik modal atas nama demokrasi, dan ini berbahaya. Tidak perlu ditutupi pilkada ada pemodalnya, yang berakibat pada beban APBD, yang mengurangi hak rakyat menerima pelayanan publik.
Reformasi Indonesia dibidang ekonomi kuncinya adalah meningkatkan daya tahan dan daya saing bangsa ini, kemandirian harus dibaca pada sistem global bukan pada diri sendiri, tapi bagaimana meningkatkan daya saing Bangsa Indonesia.
Harus ada perubahan paradigma membenahi ekonomi Indonesia, haram hukumnya Menjual barang mentah, karena akan membuat bangsa ini menjadi bangsa bodoh sebodoh bodohnya. Bisa dilihat saat ini, Minat masyarakat menjadi insinyur menurun, karena tidak ada lagi industri, semua menjadi pedagang, sedangkan sektor industri dapat menciptakan inovasi-inovasi yang sejalan dengan pemikiran Hatta mengenai MP3EI, dengan pandangan “not business as usual”, akan ada ide kreatif baru yang mampu mengangkat nama Indonesia dan mensejahterakan Indonesia.
Persoalan yang paling mendasar, harus ada Reformasi agraria, karena bagaimana masyarakat bisa disebut sejahtera kalau tidak memiliki tanah, kemudian reformasi pendidikan, perlu ada paradigma pendidikan yang membuat kaum muda bersemangat untuk menciptakan ide baru menjadi masyarakat pencipta bukan peniru, dan reformasi tenaga kerja, yang akan menstabilkan angkatan kerja, sekaligus memperbaiki sistem tenaga kerja yang ada di Indonesia, sehingga reward and punishment akan lebih terukur dalam dunia kerja.
Jika ini terlaksana, Indonesia akan menjadi negara yang mandiri secara ekonomi, bahkan bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi negara maju pada tahun 2025. (Kesimpulan dari apa yang disampaikan Hatta Rajasa, pada Diskusi Peringatan 15 Tahun Reformasi di DPP PAN). (HF)

0 komentar:

Posting Komentar