pan.or.id
– jakarta – Konsolidasi demokrasi Indonesia melelahkan, tetapi masyarakat
Indonesia harus percaya bahwa ini adalah sistem nilai terbaik yang pernah
ditemukan manusia dalam bernegara, sebelum nantinya ditemukan sistem lain yang
lebih baik.
Dalam
diskusi peringatan 15 tahun reformasi yang dilaksanakan Senin, 28 Mei 2013,
Komandan Ekonomi Indonesia Hatta Rajasa berkali-kali mengingatkan mengenai
pentingnya memperhatikan kesejahteraan rakyat. Yang harus dilakukan adalah
menyehatkan parpol, jangan sampai first best, second best berada
di luar, sehingga yang mengisi parpol third best, atau medioker,
ini berbahaya bagi kehidupan demokrasi. Kalau tidak terjadi balance antara
parpol kuat dan sehat dengan critical mass, demokrasi Indonesia tidak akan
matang.
Tugas
meyakinkan partai politik inilah yang harus diperkuat, karena partai politiklah
yang akan mengisi supra infrastruktur di tanah air ini, kalau itu tidak di
benahi, akan berakibat langsung pada reformasi ekonomi, karena demokrasi akan
di invasi kekuatan oligarki baru. Akan terjadi proses memindahkan otoritas
kepada pemilik modal atas nama demokrasi, dan ini berbahaya. Tidak perlu
ditutupi pilkada ada pemodalnya, yang berakibat pada beban APBD, yang
mengurangi hak rakyat menerima pelayanan publik.
Reformasi
Indonesia dibidang ekonomi kuncinya adalah meningkatkan daya tahan dan daya saing
bangsa ini, kemandirian harus dibaca pada sistem global bukan pada diri
sendiri, tapi bagaimana meningkatkan daya saing Bangsa Indonesia.
Harus
ada perubahan paradigma membenahi ekonomi Indonesia, haram hukumnya Menjual
barang mentah, karena akan membuat bangsa ini menjadi bangsa bodoh sebodoh
bodohnya. Bisa dilihat saat ini, Minat masyarakat menjadi insinyur menurun,
karena tidak ada lagi industri, semua menjadi pedagang, sedangkan sektor
industri dapat menciptakan inovasi-inovasi yang sejalan dengan pemikiran Hatta
mengenai MP3EI, dengan pandangan “not business as usual”, akan ada ide kreatif
baru yang mampu mengangkat nama Indonesia dan mensejahterakan Indonesia.
Persoalan
yang paling mendasar, harus ada Reformasi agraria, karena bagaimana masyarakat
bisa disebut sejahtera kalau tidak memiliki tanah, kemudian reformasi
pendidikan, perlu ada paradigma pendidikan yang membuat kaum muda bersemangat
untuk menciptakan ide baru menjadi masyarakat pencipta bukan peniru, dan
reformasi tenaga kerja, yang akan menstabilkan angkatan kerja, sekaligus
memperbaiki sistem tenaga kerja yang ada di Indonesia, sehingga reward
and punishment akan lebih terukur dalam dunia kerja.
Jika
ini terlaksana, Indonesia akan menjadi negara yang mandiri secara ekonomi,
bahkan bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi negara maju pada tahun 2025.
(Kesimpulan dari apa yang disampaikan Hatta Rajasa, pada Diskusi Peringatan 15
Tahun Reformasi di DPP PAN). (HF)
0 komentar:
Posting Komentar